Kamu pernah dengar atau melihat teh putih? Hmm.. aneh, kan? Mana ada teh warnanya putih? Di mana-mana teh itu warnanya merah kehitaman atau hijau. Yang putih itu susu!
Hehehehe.. kamu betul, yang putih itu susu. Tapi, sebenarnya teh putih itu ada, lho!
Akhir tahun 2009 kemarin, Nesi sempat diajak jalan-jalan bersama teman-teman ke sebuah perkebunan dan pabrik pembuatan teh di Gunung Tilu, Ciwidey, Jawa Barat, mm.. kira-kira 60 km dari kota Bandung menuju arah selatan. Namanya Perkebunan Teh Dewata dengan nama produk tehnyaTeh Chakra .
Sejarahnya
Asal kamu tahu saja, perkebunan teh yang luasnya kurang lebih 600 hektar ini merupakan sebuah perusahaan miliki Belanda yang didirikan tahun 1932 oleh Tiedeman van Kerchem.
Tahun 1956, perkebunan teh Dewata dibeli oleh Bapak Badruddin. Tapi di tahun 1990, beliau meninggal dunia dan usaha perkebunan teh Dewata ini diteruskan oleh anaknya, Bapak Rachmat Badruddin.
Nah, menurut Direktur KBP Chakra, Bapak Teguh Kustiono atau yang akrab dipanggil Opa Kus, para pemetik teh di perkebunan ini setiap harinya sedikitnya memetik 30 sampai 35 kilogram pucuk daun teh. Daun teh yang dipetik itu kemudian akan diolah di pabrik yang ada di perkebunan ini juga.
Di pabrik itu, pucuk-pucuk daun teh yang dipetik itu diolah menjadi beberapa jenis teh, yaitu teh hijau (green tea ), teh hitam (black tea ), sencha tea (jenis teh hijau lainnya) dan teh putih (white tea ).
Dalam sehari, pabrik teh itu menghasilkan sekitar 15 ton teh hijau, 20 ton teh hitam, dan 2 ton teh sencha.
Nah, kalau teh putih atau white tea, sehari bisa menghasilkan berapa ton, ya?
Teh Putih (White Tea )
Ini dia uniknya. Teh putih atau white tea ini sebenarnya adalah teh hijau yang sangat terbatas produksinya.
Opa Kus bilang, "Teh putih ini sangat khusus dan baru merupakan hasil uji coba tim peneliti dari Perkebunan Dewata. Karenanya, teh jenis ini kebanyakan tidak untuk dikonsumsi di Indonesia. Harganya pun sangat mahal. 100 dolar AS atau kira-kira 1 juta rupiah per kilogramnya ."
Waaahh.. mahal bangettt!! Kenapa mahal sekali? Opa Kus menjelaskan, teh putih ini diambil hanya dari pucuk-pucuk muda daun teh yang jumlahnya sedikit. Tak semua pucuk daun teh yang bisa dijadikan sebagai teh putih, lho!
Teh putih juga tidak melalui proses pengolahan di pabrik. Pengeringannya ini sangat alami, yakni dengan menggunakan sinar matahari langsung. Itulah yang menyebabkan teh putih (white tea ) ini sangat mahal harganya, langka dan sulit ditemukan di pasaran!
Teh putih yang telah diseduh dengan air panas berwarna bening samar-samar kehijauan. "Supaya aroma dan rasanya lebih terasa, biarkan pucuk-pucuk daun teh yang telah terkena air panas bergerumbul di permukaan cangkirmu, ya!" Opa Kus memberikan tips.
Nah, enaknya lagi, teh putih ini diminum hangat. Slllurrrrpppp..... mmm...
Nesi sempat mencoba teh putih ini, lho! Rasanya… mmm.. yaaa seperti teh hijau saja. Tapi lebih mantap! Ingin mencoba teh putih ini? Berkunjung saja ke Perkebunan Teh PT Chakra Dewata di Gunung Tilu, Ciwidey. Asyik deh..!
Kalau kamu ingin tahu lebih banyak tentang perkebunan teh PT Chakra Dewata ini, klik saja www.chakratea.com , ya...
Alamat Perkebunan PT Chakra Dewata:
Jl. Bojong Buah Raya No. 6A, Bandung.
40971 Indonesia
Telepon: (022) 589 2874