Taiwan latih babi gunakan toilet

Taiwan melakukan uji coba untuk membuat solusi sederhana demi mengatasi polusi yang terus terjadi --air yang berlebihan dan berbau yang digunakan di peternakan babi yaitu dengan melatih babi menggunakan toilet. 

Didorong oleh beberapa hasil percobaan, pemerintah saat ini ingin agar semua peternakan babi di pulau itu mempraktikan kebijakan tersebut demi mendukung mandat lingkungan bersih dengan menawarkan uang tunai kepada para peternak dan memberi insentif harga yang lebih tinggi untuk pupuk yang kurang mengandung air.

"Menggunakan kotoran babi sebagai pupuk adalah pendekatan yang sangat baik dan sejalan dengan semangat cinta lingkungan, lebih baik dari pada hanya membiarkan babi itu membuang kotoran sembarangan dan mengotori air sungai," kata Menteri Lingkungan Taiwan Stephen Shen kepada televisi Reuters.

"Dan saya pikir hal itu dapat banyak membantu kita untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan melawan pemanasan global," tambahnya.

Toilet untuk babi tersebut terdiri atas serangkaian batangan besi yang dipasang sekitar 20 cm di atas lantai di pojok kandang. Babi masuk di antara batangan tersebut untuk membuang kotoran sehingga kotorannya dapat dikumpulkan di satu tempat yang mudah dibersihkan.

Bila sekitar enam juta babi di Taiwan --satu babi untuk empat orang-- menggunakan toilet semacam itu, pemerintah memperkirakan setidaknya 180 juta liter air yang digunakan setiap hari untuk membersihkan kandang babi dapat dikurangi hingga separuhnya.

Kementerian Lingkungan juga mempublikasikan tiga saran bagaimana untuk melatih babi menggunakan toilet: taruh sedikit kotoran di toilet agar babi mengikuti baunya; bersihkan bagian kandang lain agar "babi tidak salah membuang kotorannya di luar toilet" dan biarkan babi "menjadi akrab dengan lingkungan baru."

Manajer umum Perusahaan Makanan Long Kow, peternakan babi dengan toilet di kota sebelah barat Taiwan, Yunlin, mengatakan tidak hanya ia yang mendapat manfaat dari pupuk itu, namun babi-babinya yang terlatih juga hidup lebih lama.

"Karena kami tidak perlu menyiram semua kandang dengan air membuat babi juga tidak mudah terkena flu. Hal itu membantu kami untuk meningkatkan daya tahan babi dari 70 menjadi 90 persen," kata Chang kepada televisi Reuters dalams satu wawancara di peternakan.

Ia mengatakan bahwa ia dapat meningkatkan pendapatan dari pupuk dengan kandungan air yang lebih sedikit dan kualitas yang lebih baik yang dijual ke petani senilai lebih dari 250.000 dolar Taiwan (8.636 dolar AS) setahun, lebih dari pendapatan sebelumnya hanya 50.000 dolar Taiwan.

Bila insentif tersebut belum cukup maka pemerintah juga akan membantu.

"Selama peternak mau untuk mencoba, kami akan memberikan bantuan keuangan," kata Menteri Lingkungan Shen [erabaru.net]