skip to main |
skip to sidebar
Sejarah Berlian
Menurut sejarahnya, nama berlian itu sendiri diambil dari bahasa Yunani kuno yang artinya “Tak Terkalahkan”.
Berlian muncul kepermukaan bumi sudah sangat lama, berkisar dari 1-3,3 milyar tahun yang lalu. Berlian pertama kali dikenali dan ditambang di India.
Dahulu, ada referensi tentang berlian yang ditemukan pada sebuah text penganut Budha, salah satu text Sansekerta ( Anguttara Nikaya ) yang kemudian disempunakan sekitar 296 SM yang lalu. Text tersebut menceritakan juga mengenai ciri utama berlian yang kilaunya memancar. Pada saat itu berlian berasosiasi dengan membawa nama keTuhanan (Dewa), sebagai lambang dekorasi religius. Berlian dipercaya dapat membawa keberuntungan bagi siapapun yang memilikinya. Di India, pemiliknya dibatasi dengan kasta berdasarkan warna. Hanya Raja saja yang diizinkan memiliki semua warna berlian.
Seiring perkembangan zaman, akhirnya berlian dapat diperdagangkan di daerah Timur dan Barat India dan digunakan di berbagai kebudayaan untuk gemologi atau industri.Di Eropa, berlian menghilang selama hampir 1000 tahun mengikuti berkembangnya umat kristiani. Mereka menolak keberadaan berlian yang pada awalnya dipercaya dapat digunakan sebagai Azimat. Hal ini sangat ditentang oleh umat kristiani. Karena menurut kepercayaan mereka, hanya Tuhan saja yang boleh dipercaya. Namun, popularitas berlian kembali naik yang banyak digunakan sebagai batu permata. Hal ini disebabkan meningkatnya ketersediaan berlian itu sendiri seiring berkembangnya sejarah Eropa tersebut.
Di Perancis, pada abad ke-13 Raja Louis IX menetapkan hukum yang menyatakan bahwa hanya Raja saja yang boleh memiliki berlian
Di bulan Febuari 2005, Tim Amerika (US) dan Cina memberikan laporan Arkeolog mengenai penemuan dari empat kekayaan almunium yang berasal dari kuburan batu yang pada saat itu menjadi adat kebudayaan Cina. Pada 4000 SM-2500 SM, para ilmuwan menemukan kampak bercahaya yang dipercaya telah disemir dengan bubuk berlian sehingga tampak jauh lebih menarik. Di Cina, berlian biasa digunakan untuk pelengkap berlian lain, salah satunya adalah sebagai pengukur atau pelengkap ‘Jade’ (permata hijau lumut).
Setelah berabad-abad, dikalangan bangsawan, berlian semakin populer sebagai batu permata yang biasanya digunakan sebagai cicin pernikahan. Sesuai perkembangan zaman, popularitas berlian berlanjut dan berkembang dengan banyak perubahan bentuk sesuai permohonan estetika berlian. Berlian membuktikan bisa tetap populer dalam berbagai kelas selama harganya masih terjangkau. Berlian menjadi salah satu obyek yang sangat penting karena dapat berkembang pada dunia pembelian, penjualan, bahkan masuk dalam catatan kejahatan sampai politik..