Memiliki panjang 3,1 – 3,2 m dan tinggi 1,4 – 1,7 m, dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja, adalah anggota famili Rhinocerotidae.
Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang.
Mamalia ini adalah badak jawa.
Badak jawa atau javan Rhinoceros (Rhinoceros sondaicus) adalah binatang terbesar di Jawa. Beratnya bisa mencapai 1,5 ton, berkulit pucat, Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak Jawa pernah tersebar di hampir seluruh wilayah gunung di Jawa Barat, seperti gunung Gede-Pangrango, Gunung salak, Gn. Tangkuban Perahu dan gunung Ciremei.Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam, di Vietnam, satu-satunya habitat lain, hanya ditemukan empat ekor yang tersisa.sumber
Tempat yang tersisa hanya berada di dua daerah yang dilindungi, tetapi badak jawa masih berada pada risiko diburu, peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak.
WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi badak jawa karena jika terjadi serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami, letusan gunung berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah. Selain itu, karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka populasinya semakin terdesak.
Kawasan yang diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah menjadi habitat badak Jawa.
Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang.
Mamalia ini adalah badak jawa.
Badak jawa atau javan Rhinoceros (Rhinoceros sondaicus) adalah binatang terbesar di Jawa. Beratnya bisa mencapai 1,5 ton, berkulit pucat, Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak Jawa pernah tersebar di hampir seluruh wilayah gunung di Jawa Barat, seperti gunung Gede-Pangrango, Gunung salak, Gn. Tangkuban Perahu dan gunung Ciremei.Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam, di Vietnam, satu-satunya habitat lain, hanya ditemukan empat ekor yang tersisa.sumber
Tempat yang tersisa hanya berada di dua daerah yang dilindungi, tetapi badak jawa masih berada pada risiko diburu, peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak.
WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi badak jawa karena jika terjadi serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami, letusan gunung berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah. Selain itu, karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka populasinya semakin terdesak.
Kawasan yang diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah menjadi habitat badak Jawa.