Akhirnya FIFA akui LPI(Liga Primer Indonesia)

sumber:kaskus.us , goal.com , bola.net , Tribunnews.com

Keputusan FIFA menyangkut run-away league di Indonesia atau Liga Primer Indonesia (LPI) yang harus segera dimasukkan ke dalam kendali PSSI atau dihentikan secepat mungkin, disambut positif oleh juru bicara LPI, Abi Hasantoso.


Abi menyatakan bahwa terminologi yang digunakan FIFA untuk menyebut LPI, yaitu run-away league sangat pas karena juru bicara LPI tersebut menilai terminologi tersebut merujuk kepada liga yang menuju sepakbola industri.

"Untuk keputusan yang berkaitan dengan LPI kami sungguh senang. Karena FIFA memahami LPI sebagai `run away league`, sebuah terminologi yang sangat pas. Karena LPI akan membawa sepak bola Indonesia lepas landas menuju sepak bola industri, mengejar ketertinggalannya dengan liga-liga profesional yang sudah berjalan di negara-negara lain di dunia," kata Abi.

Oleh karena itu, Abi mengklaim FIFA telah menilai LPI sudah sesuai dengan "FIFA For the Good of the Game Task Force" dan "AFC Pro League Committee".

"Artinya, FIFA mengakui bahwa LPI adalah liga profesional mandiri menuju sepak bola industri sesuai visi misi FIFA," kata Abi.

Tercantumnya nama Dityo Pramono dalam Komisi Normalisasi yang dibentuk FIFA mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, Dityo merupakan CEO dari klub yang berlaga di ajang Liga Primer Indonesia, Bintang Medan, sementara LPI sendiri kerap dianggap kompetisi ilegal.
Namun, masuknya Dityo dalam Komite Normalisasi ini ditanggapi dengan ringan oleh kubu LPI. Menurut Humas LPI, Abi Hasantoso, langkah FIFA ini bukanlah sebuah hal yang mengejutkan.

"Menurut kami, tidak bisa tidak, FIFA memang mengakui LPI. Kami ada untuk melaksanakan amanat FIFA dan AFC mengenai sepak bola profesional dan industri sepak bola. Kami adalah kompetisi yang murni digulirkan dengan dana swasta," ungkap Abi pada bola.net.

Lebih lanjut, Abi menyatakan yakin FIFA tidak akan menutup mata pada keberadaan LPI, yang bisa jadi satu-satunya kompetisi di Indonesia. Apalagi, sesuai keputusan Mendagri, tahun depan dana APBD dan APBN sudah tidakakan mengucur lagi untuk sepak bola profesional.

Sebelumnya, FIFA menunjuk Komite Normalisasi untuk memperbaiki karut marut sepak bola Indonesia. Komite yang juga beranggotakan nama Agum Gumelar, Joko Driyono, Sukawi Sutarip, Hadi Rudiatmo, Samsul Ashar, Satim Sofyan, Siti Nurzannah, dan Dityo Pramono ini memiliki tugas untuk menyelenggarakan pemilihan berdasar "FIFA Electoral Code" dan Statuta PSSI sebelum 21 Mei 2011. Selain itu, mereka juga harus mampu menyelesaikan permasalahan Liga Primer Indonesia, yang menurut FIFA, harus tetap berdasar semangat rekonsiliasi demi kebaikan sepak bola Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Datangnya keputusan FIFA soal kemelut yang terjadi di PSSI disyukuri oleh pihak Liga Primer Indonesia (LPI). Bagi LPI keputusan tersebut membawa angin segar buat restu menjalankan kompetisi yang selama ini tertutup oleh penolakan PSSI.

Bahkan LPI melalui juru bicaranya, Abi Hasantoso menyatakan bila standar aturan yang tertuang di Statuta FIFA dijalankan dalam kongres PSSI mendatang, tak mustahil LPI lah yang akan diakui oleh dunia melalui FIFA, bukan LSI.

Abi menjelaskan, Komite Penyelamatan Sepakbola Nasional (KPSN) yang diklaim terdiri dari 87 pemilik suara PSSI merupakan pemegang otoritas sepakbola seiring datangnya keputusan tersebut. Statuta FIFA mengindikasikan, jumlah suara 87 dari 100 suara yang ada di PSSI sudah memenuhi ketentuan FIFA untuk menyelenggarakan sebuah kongres.

"Kami yakin PSSI dengan kepengurusan baru akan terbentuk sebelum tenggat waktu yang ditetapkan FIFA. Dengan terbentuknya kepengurusan baru, kami optimis LPI akhirnya akan diakui PSSI yang pada akhirnya diakui oleh LSI," ujar Abi ke Tribunnews.com beberapa waktu lalu.

Pun begitu, pihak LPI juga mengindikasikan membuka adanya peleburan di antara dua kompetisi tersebut. Hanya saja ada syaratnya jika klub-klub LSI ingin melebur ke LSI.

"Soal teknis itu diatur nanti. Saat ini yang terpenting adalah terlaksanakannya kongres PSSI oleh pemilik suara mayoritas di PSSI sesuai aturan FIFA," lanjut Abi.

Meski begitu, skenario yang dipaparkan Abi belum tentu berjalan mulus. PSSI pun ngotot mengklaim sebagai pemegang otoritas tertinggi sepakbola di Indonesia. Keinginan PSSI tersebut juga "didukung" oleh Forum Pemilik Suara PSSI yang menyatakan PSSIlah pemegang otoritas tertinggi yang masih diakui FIFA.

FIFA belum memberikan keterangan resminya meski kedua kubu sudah saling klaim. Yang jelas, kongres mana yang akan disahkan oleh FIFA menjadi ujung nasib dari kelanjutan LPI di Indonesia.


UPDATE
baca juga nih gan,
Spoiler for alasan kenapa lpi optimis diakui FIFA dan PSSI:

Pihak Liga Primer Indonesia (LPI) mengaku sangat yakin kompetisi yang baru bergulir tersebut akhirnya mendapat pengakuan dari PSSI bahkan FIFA.

Juru bicara LPI, Abi Hasantoso menyebut alasan utama dari hal itu sangat mungkin terjadi ialah surat keputusan FIFA yang menyebut PSSI harus merangkul "breakaway league". Selain itu, keputusan FIFA yang menyebut PSSI harus membentuk Komite pemilihan sebelum 26 April dan menggelar kongres sebelum 30 April menjadi faktor penting lainnya bagi optimisme tesebut.

"Itu artinya hasil dari Komite pemilihan terdahulu dianulir FIFA. Sejalan dengan itu, Komite Penyelamat Sepakbola Nasioanl (KPSN) yang didukung mayoritas pemilik suara PSSI juga akan menggelar kongres. Kami yakin akan segera terbentuk PSSI dengan kepengurusan yang baru," ujar Abi ke Tribunnews.com beberapa waktu lalu.

PSSI baru tersebut yang menurut Abi akan meestui LPI sebagai liga yang benar-benar profesional. Jenderal TNI George Toisutta yang diusung menjadi Ketua PSSI yang baru oleh KPSN, lanjut Abi, memiliki visi yang sama dengan LPI soal penyelenggaraan liga profesional.

"Tiap klub yang berada di kompetisi kami harus diaudit secara benar. Yang terpenting, klub tidak lagi menggunakan dana APBN maupun dana APBD, ini yang menjadi visi bersama LPI dan Pak George soal penyelengaraan liga yang profesional," papar Abi ke Tribunnews.com beberapa waktu lalu.

Pun begitu, belakangan skenario itu terganjal oleh wacana yang akan digulirkan oleh PSSI di bawah Nurdin Halid. Pihak PSSI juga tetap akan melaksanakan kongres. Kontroversi berlanjut ke soal kongres mana yang akan disetujui oleh FIFA. Baik PSSI maupun KPSN sama-sama mengklaim selaku pemegang otoitas sepakbola nasional.
ini nih yang namanya abi hasantoso



alasan kenapa lpi optimis diakui FIFA dan PSSI
Pihak Liga Primer Indonesia (LPI) mengaku sangat yakin kompetisi yang baru bergulir tersebut akhirnya mendapat pengakuan dari PSSI bahkan FIFA.

Juru bicara LPI, Abi Hasantoso menyebut alasan utama dari hal itu sangat mungkin terjadi ialah surat keputusan FIFA yang menyebut PSSI harus merangkul "breakaway league". Selain itu, keputusan FIFA yang menyebut PSSI harus membentuk Komite pemilihan sebelum 26 April dan menggelar kongres sebelum 30 April menjadi faktor penting lainnya bagi optimisme tesebut.

"Itu artinya hasil dari Komite pemilihan terdahulu dianulir FIFA. Sejalan dengan itu, Komite Penyelamat Sepakbola Nasioanl (KPSN) yang didukung mayoritas pemilik suara PSSI juga akan menggelar kongres. Kami yakin akan segera terbentuk PSSI dengan kepengurusan yang baru," ujar Abi ke Tribunnews.com beberapa waktu lalu.

PSSI baru tersebut yang menurut Abi akan meestui LPI sebagai liga yang benar-benar profesional. Jenderal TNI George Toisutta yang diusung menjadi Ketua PSSI yang baru oleh KPSN, lanjut Abi, memiliki visi yang sama dengan LPI soal penyelenggaraan liga profesional.

"Tiap klub yang berada di kompetisi kami harus diaudit secara benar. Yang terpenting, klub tidak lagi menggunakan dana APBN maupun dana APBD, ini yang menjadi visi bersama LPI dan Pak George soal penyelengaraan liga yang profesional," papar Abi ke Tribunnews.com beberapa waktu lalu.

Pun begitu, belakangan skenario itu terganjal oleh wacana yang akan digulirkan oleh PSSI di bawah Nurdin Halid. Pihak PSSI juga tetap akan melaksanakan kongres. Kontroversi berlanjut ke soal kongres mana yang akan disetujui oleh FIFA. Baik PSSI maupun KPSN sama-sama mengklaim selaku pemegang otoitas sepakbola nasional.